RSS

Rabu, 23 Maret 2011

Ibu

Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan. "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, akumasih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?".Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yangkhusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu." Si kecil bertanya lagi,"Tapi, disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum danbernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.Tuhanpun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia." Namun si kecilbertanya lagi, "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahubahasa yang mereka pakai?Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang palingindah, dia akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasihnya, dia akanmengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia." Si kecil bertanya lagi, "Lalu,bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?"Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akanmenengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa." Lagi-lagi,si kecil menyelidik, "Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orangjahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?Tuhanpun menjawab, "Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawayang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentinganya sendiri untukkeselamatanmu." Namun, si kecil kini malah sedih, "Ya Tuhan, tentu aku akansedih jika tak melihat-Mu lagi.Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkamu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu."Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkannama malaikat yang akan melindungiku...."Tuhanpun kembali menjawab. "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu..."~Author Unknown***Teman, selamat hari Ibu. (--hmmm, sambil menulis ini, saya pandang wajah Ibusaya, yang tertidur kelelahan selesai membuat kue semalam. Dduh, Ibu, akusayang padamu.--).

Selasa, 22 Maret 2011

GADIS CANTIK YANG BEGITU MENCINTAIKU

Aku terpekur dalam cinta ketika menatap wajahmu
Dibalut sunyi yang khusyuk, jiwa dan raga semakin merunduk
Duhai cahaya mataku...
Adakah dikau selalu meneduhkan hati, pelipur rindu?

Mata indahnya sering kali menatapku dengan kerinduan membuncah. Binar dari balik tirai lentik bulu mata itu pun senantiasa ada jutaan pendar cinta. Selalu pula bibir mungilnya terukir sebentuk senyum merekah. Tak lama kemudian, ia akan menghambur ke pelukan. Mendekapku dengan manja seraya memberikan ciuman di pipi kiri dan kanan, muaaah.

Gadis cantik itu begitu mencintaiku dan selalu ingin bersama. Setiap ada kesempatan, diikutinya langkah kaki ini saat akan melangkah pergi. Karena itu wajahnya tak urung cemberut ketika melihatku harus pergi ke kampus. Namun dari balkon lantai dua International House, ia tak pernah lupa melambaikan tangan. Ketika malam menjelang dan kemudian terdengar bel berdentang, gadis itu dengan setengah berlari menuju ke arah pintu. Bersorak girang, kemudian mencium tangan untuk menyambut kepulanganku.

Terkadang pula ia telah terlelap di tempat tidur ketika aku terpaksa pulang di malam yang larut. Sejenak aku terpekur di sisinya untuk sekedar menikmati wajahnya yang damai dan bahagia. Karena rasa rindu serta cinta, selalu kubelai rambutnya yang bergelombang. Tak lupa kecupan lembut di keningnya.

Cinta memang tumbuh dan berkembang karena yang dicintai selalu ada di samping kita. Karena itulah, di hari libur sering kami habiskan waktu bersama. Satu sepeda berdua, menikmati indahnya kota tua Iizuka. Ia pun senang jika mendengarkan aku berdendang. Tak jarang pula mulutnya mencoba menirukan lagu yang kunyanyikan.

Koen ni, hei! Ikimashou, hei... hei... (Hei, mari pergi ke taman).

Minna de ikimashou, let's go! (Mari pergi bersama-sama, ayo!).

Sering pula berganti dengan nasyid Persembahan-nya Izzatul Islam.

Allahu akbar, Allahu akbar (3x)

Jalan ini jalan panjang penuh aral nan melintang
Namun jua kau lalui tuk Illahi
Walaupun rasa terdera raga berpeluh terluka
Langkah tak surut berpacu tuk syahid jalan dituju

Terdengar jernih suaranya mengikuti. Tak jelas kata terucap, hanya teriakan huwaa... ba!!! Menirukan takbir Allahu Akbar!!!

Gadis cantik itu mencintaiku karena aku pun mencintainya. Bukankah cinta sejati senantiasa terbalas pula dengan cinta? Apatah lagi ia adalah cahaya mataku yang cantik, amanah cinta kami berdua, Zafirah Asy-Syifa. Tentu saja ia laksana putri raja nan jelita bagi Abi dan Ummi-nya, karena setiap buah hati kita pastilah yang tertampan atau tercantik di dunia. Mereka pun anugerah terindah dan berharga bagi setiap orang tua. Lahir dan tumbuh karena kemahasempurnaan Sang Pencipta.

Pun, Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa pada setiap pohon terdapat buah dan buahnya hati adalah anak. Bahkan, Allah SWT tak akan mengasihi mereka yang tidak mengasihi anaknya, karena itulah aku belajar mendidik Asy-Syifa dengan kasih dan cinta. Dan aku yakin pula, seorang anak juga akan belajar dari apa yang orang tua ajarkan terhadap dirinya.

Sebagaimana mereka tumbuh dalam cacian, maka ia akan menjadi orang yang gemar mencaci. Bila tumbuh dalam keluarga yang kering terhadap apresiasi, akan sulit rasanya berharap ia memberikan juga apresiasinya kepada orang lain. Dan jika anak tersebut tumbuh dalam nuansa penuh curahan kasih sayang dan cinta, kelak ia pun akan menjadi seseorang yang senang mencintai.

Nak...
Kalaulah engkau tahu, begitu besar cintaku kepadamu. Dan, aku pun sadar akan cintamu kepadaku. Cintailah aku sebagaimana aku pun mencintaimu. Namun, semoga itu tak melalaikan cinta kita kepada Sang Pemilik Cinta, karena aku dan dirimu tak akan pernah ada jika bukan karena cinta-Nya. Wallahu a'lamu bish-shawaab.

Abu Aufa

Catatan:
Iizuka : nama sebuah kota kecil yang terletak di tengah-tengah Fukuoka Prefecture, Pulau Kyushu, Jepang. [Dimuat di Majalah Ummi]


Senin, 21 Maret 2011

CINTA, TAKUT DAN HARAP KEPADA ALLOH

Ibadah bukanlah sekedar gerakan jasad yang terlihat oleh mata, namun juga harus menyertakan yang lain. Sebagaimana seseorang yang sedang melaksanakan sholat, ia tidak hanya bergerak untuk melaksanakan setiap rukun dan wajib sholat, tetapi juga harus menghadirkan hati sebagai ruh sholat tersebut. Bahkan jika seseorang menampakkan kekhusyukan badan dan hatinya kosong dan bermain-main maka ia terjatuh dalam kekhusyukan kemunafikan.
Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “cinta, takut dan harap”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Alloh dengan cinta saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (takut) saja maka haruri (khowarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa harap saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan cinta, takut dan harap maka dia seorang mukmin.”
Cinta
Cinta adalah rukun ibadah yang terpenting, karena cinta adalah pokok ibadah. Makna cinta tidak terbatas hanya kepada hubungan kasih antara dua insan semata, namun sesungguhnya makna dari cinta itu lebih luas dan dalam. Kecintaan yang paling agung dan mulia di dalam kehidupan kita ini adalah kecintaan kita kepada Alloh. Dimana jika seorang hamba mencintai Alloh, maka dia akan rela untuk melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan menjauhi seluruh hal yang dilarang oleh yang dicintainya tersebut. Cinta kepada Alloh juga mengharuskan membenci segala sesuatu yang dibenci oleh Alloh. Sesungguhnya apabila ditanyakan kepada setiap muslim “Apakah anda mencintai Alloh?” maka tentu dia akan menjawab “Tentu saja”.
Namun pernyataan tanpa bukti tidaklah bermanfaat. Alloh tidak membutuhkan pernyataan belaka, Dia menginginkan agar kita membuktikan pernyataan kita “Aku cinta Alloh”. Oleh karena itulah, Alloh menguji setiap muslim dalam firman-Nya, “Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31). Ya, bukti kecintaan kita kepada Alloh adalah dengan mengikuti Rasululloh dalam segala hal. Bahkan kecintaan kita terhadap beliau harus lebih dari kecintaan kita terhadap diri sendiri dan keluarga. Beliaulah teladan baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan sebagainya. Alloh berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21)
Maka jika kita mencintai Alloh, mari kita buktikan dengan menjadikan Rasululloh sebagai panutan kita, bukan dengan menjadikan orang-orang kafir sebagai panutan, walaupun mereka itu populer dan terkenal seperti artis, selebritis dan semacamnya. Karena sesungguhnya Rosululloh bersabda “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya (di hari akhirat nanti).” (HR. Muslim). Dimana makna dari hadits ini adalah jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang shaleh (seperti para rosul dan nabi) dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita akan bersama mereka, dan sebaliknya jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang kafir dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita pun akan bersama mereka. Bukankah tempat mereka di akherat merupakan seburuk-buruk tempat. Duhai, betapa musibah yang sangat besar!
Takut
Pilar lainnya yang mesti ada dalam ibadah seorang muslim adalah rasa takut. Dimana dengan adanya rasa takut, seorang hamba akan termotivasi untuk rajin mencari ilmu dan beribadah kepada Alloh semata agar bebas dari murka dan adzab-Nya. Selain itu, rasa takut inilah yang juga dapat mencegah keinginan seseorang untuk berbuat maksiat. Alloh berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Al Anbiya: 49)
Rasa takut ada bermacam-macam, namun yang takutnya seorang muslim ialah takut akan pedihnya sakaratul maut, rasa takut akan adzab kubur, rasa takut terhadap siksa neraka, rasa takut akan mati dalam keadaan yang buruk (mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Alloh), rasa takut akan hilangnya iman dan lain sebagainya. Rasa takut semacam inilah yang harus ada dalam hati seorang hamba.
Harap
Pilar berikutnya yang harus ada dalam ibadah seorang hamba adalah rasa harap. Rasa harap yang dimaksud adalah antara lain harapan akan diterimanya amal kita, harapan akan dimasukkan surga, harapan untuk berjumpa dengan Alloh, harapan akan diampuni dosa, harapan untuk dijauhkan dari neraka, harapan diberikan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dan lain sebagainya. Rasa harap inilah yang dapat mendorong seseorang untuk tetap terus berusaha untuk taat, meskipun sesekali dia terjatuh ke dalam kemaksiatan namun dia tidak putus asa untuk terus berusaha sekuat tenaga untuk menjadi hamba yang taat. Karena dia berharap Alloh akan mengampuni dosanya yaitu dengan jalan bertaubat dari kesalahannya tersebut dan memperbanyak melakukan amal kebaikan. Sebagaimana firman Alloh “Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)
Harapan berbeda dengan angan-angan. Sebagai contoh orang yang berharap menjadi orang baik maka ia akan melakukan hal-hal yang merupakan ciri-ciri orang baik, sedangkan orang yang berkeinginan menjadi orang baik namun tidak berusaha untuk melakukan kebaikan maka orang-orang inilah yang tertipu oleh angan-angan dirinya sendiri.
Urgensi Cinta, Takut dan Harap Dalam Ibadah
Ketiga pilar yang telah disebutkan di atas harus terdapat dalam setiap ibadah seorang hamba. Tidaklah benar ibadah seseorang jika satu saja dari ketiga hal tersebut hilang. Seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebihan akan menyebabkan dirinya putus asa, sedangkan jika rasa takutnya rendah maka dengan mudahnya dia akan bermaksiat kepada Tuhannya.
Kebalikannya seseorang yang berlebihan rasa harapnya akan menyebabkan dia mudah bermaksiat dan jika rendah rasa harapnya maka dia akan mudah putus asa. Sedangkan kedudukan cinta, maka cinta inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sehingga diibaratkan bahwa kedudukan ketiga pilar ini dalam ibadah bagaikan kedudukan seekor burung, dimana rasa takut dan harap sebagai kedua sayapnya yang harus seimbang dan rasa cinta sebagai kepalanya yang merupakan pokok kehidupannya.

Selasa, 15 Maret 2011

Akhwat Facebook-ers

dakwatuna.com – Suatu hari saat chatting YM, saat aku belum memiliki akun 
”Ada FB ga?”
”Ga ada. Adanya blog multiply. perempuanlangitbiru.multiply.com..”
Tak berapa lama kemudian.
”Kok foto di MPmu (multiply, red), anak kecil semuanya siih?? Fotomu mana?”, tanya seorang akhwat yang baru dikenal dari forum radiopengajian.com.
”Itu semua foto keponakanku yang lucu.. ”, jawabku.
Suatu hari di pertemuan bulanan arisan keluarga..
“De’ kok di FBmu ga ada fotomu siih??”, tanya kakak sepupu yang baru aja ngeadd FB-ku.
“Hehe.. Ntar banyak fansnya..”, jawabku singkat sambil nyengir.
Suatu siang di pertemuan pekanan..
“Kak, foto yang aku tag di FB diremove ya? Kenapa kak??”, tanya seorang adik yang hanya berbeda setahun dibawahku..
“He..”, jawabku sambil senyum nyengir yang agak maksa.
Suatu malam di rumah seorang murid.
”FBmu apa?? Saya add ya..”, tanya bapak dari muridku.
Setelah add FBku sang bapak bertanya: ”Kok ga ada fotonya siih??”
Aku hanya bisa ber-hehe-ria.
Dari beberapa kejadian itu, aku hanya bisa menyimpulkan bahwa yang pertama kali dilihat orang ketika meng-add FB seseorang adalah fotonya. Entahlah apa alasannya, mungkin memang ingin tahu bagaimana wajah sang pemilik akun FB, padahal kan yang di add biasanya yang sudah dikenal. Lantas jika memang sang empunya akun tidak memajang foto dirinya di FB, langsung deh jadi bahan pertanyaan, bahkan untuk seorang akhwat sekalipun.
Jika ditilik-tilik, fenomena foto akhwat yang bertebaran di dunia maya nampaknya sudah bukan barang asing lagi. Kita dengan mudah menemuinya termasuk di FB. FB yang merupakan suatu situs jejaring sosial begitu berdampak besar bagi pergaulan masyarakat dunia, pun termasuk pergaulan di dunia ikhwan akhwat.
Maraknya foto akhwat yang bertebaran di FB, membuat LDK (Lembaga Da’wah Kampus) suatu kampus ternama harus membuat peraturan yaitu tidak memperbolehkan akhwat aktivis da’wah kampus memajang foto dirinya di FB. Tentu saja banyak reaksi yang muncul dari peraturan dan kebijakan itu, mulai dari yang taat menerima dengan lapang dada sampai ada juga yang mem’bandel’. Namun apalah arti sebuah peraturan jika memang kita tidak mengetahui fungsi dan tujuannya dengan benar, dapat dipastikan peraturan hanya untuk dilanggar jika ditegakkan tanpa kepahaman.
****
Di suatu pertemuan para akhwat aktivis da’wah kampus..
”Ayolaaah,, foto bareng..”, rayuku sebagai fotografer ketika terheran-heran melihat seorang akhwat yang tidak mau ikut foto, menjauhi kumpulan akhwat yang siap-siap berpose.
Selidik punya selidik ternyata akhwat tersebut kapok untuk difoto karena fotonya beredar di FB padahal dia ga punya FB. Fotonya bisa beredar di FB karena teman-teman satu jurusan mengunduh foto momen bersama di FB yang tentu saja ada dirinya di dalam foto itu. Padahal saat itu, aku belum punya FB (hanya memiliki blog di multiply) dan tidak terbersit sedikit pun berniat untuk mempublish foto itu di dunia maya, yaaa hanya untuk disimpan di folder pribadiku. Foto kebersamaan dengan para saudari seperjuangan yang bisa membangkitkan semangat di saat-saat tak bersemangat, hanya dengan melihatnya.
Jika diperhatikan dengan seksama, ternyata benar bahwa orang-orang termasuk akhwat sudah terbiasa berkata: ”Nanti jangan lupa di upload n di tag in di FB ya..” setelah melakukan foto bersama.
Benar saja! Di suatu kesempatan berselancar di dunia maya, di saat aku akhirnya memutuskan membuat akun FB, melihat-lihat, berkunjung ke FB para akhwat, dan ternyata benar saja foto-foto akhwat dengan mudah dilihat para pengguna FB yang telah menjadi temannya. Aku yang memiliki kepribadian idealis-pemimpi agak terkejut juga melihat hal itu, secara baru terjun di dunia perFBan. Terkejut karena kecantikan para akhwat dengan mudah dinikmati oleh orang lain. Aku agak bingung juga harus bagaimana melihat fenomena akhwat facebook-ers. Ada kekhawatiran apakah terlalu idealisnya pikiranku yang mungkin sebenarnya mengunduh foto sudah menjadi hal yang biasa saja di kalangan para akhwat. Itulah realita yang ada. Entah apa yang melatarbelakangi para akhwat akhirnya mengunduh foto pribadinya atau bersama rekan-rekannya di FB.
Hingga akhirnya pada suatu hari, terjadilah sebuah percakapan:
”Kenapa siih yang dilarang majang foto itu cuma akhwat? Kenapa ikhwan juga ga dilarang?? Bukannya sama aja ya?? Sama-sama bakalan dinikmati kecantikan atau kegantengannya kan??”, tanyaku bertubi-tubi kepada seorang saudari yang sepemikiran denganku tentang fenomena foto akhwat di FB.
”Ya beda-lah.. Coba kita liat para cewek yang ngefans sama artis-artis cowok Korea, mereka cuma ngeliat cowok Korea itu sekadar suka-suka yang berlebihan.. Udaaaah,, hanya sebatas suka ngeliat. Tapi kalo cowok yang ngeliat foto cewek, itu beda. Kamu tau kan kalo daya lihat para cowok itu berbeda?? Ada pemikiran-pemikiran tertentu dari para cowok ketika melihat seorang cewek bahkan hanya sekadar foto.”
Hmm.. yayaya.. Memang aku pernah mendengar bahwa daya lihat seorang laki-laki itu 3 dimensi. Laki-laki bisa membayangkan dan memikirkan hal-hal yang abstrak diluar dari yang dia lihat. Bahkan katanya lagi, seorang laki-laki bisa saja memikirkan seorang perempuan tanpa berbusana hanya karena melihat seorang perempuan yang berbusana mini berlalu di hadapannya. Namun kebenaran itu belum bisa kubuktikan karena aku hanyalah seorang perempuan biasa bukan seorang laki-laki.
Pantas saja Allah memerintahkan kita untuk menahan pandangan, seperti dalam firman-NYA:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. . . . .” [QS. An-Nuur : 30-31]
Ayat ini turun saat Nabi Shalallahu a’laihi wassalam pernah memalingkan muka anak pamannya, al-Fadhl bin Abbas, ketika beliau melihat al-Fadhl berlama-lama memandang wanita Khats’amiyah pada waktu haji. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam, “Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?” Beliau Shalallahu a’laihi wassalam menjawab, “Saya melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap mereka.”
Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa yang diperintahkan untuk menahan pandangan bukan saja laki-laki namun juga perempuan. Untuk itu, sudah seharusnya kita menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak seharusnya kita pandang.
Lalu apa hubungannya dengan pemajangan foto di dunia maya??
Jika dulu kasus menjaga pandangan hanya karena bertemu dan bertatap langsung, namun saat ini sudah lebih canggih lagi, tanpa bertemu dan bertatap pun, godaan menahan pandangan itu tetap ada. Ya! Bisa jadi dengan banyaknya bertebaran foto akhwat di dunia maya, itulah godaan terbesar. Buat para ikhwan, harus mampu menahan pandangan di saat berselancar di dunia maya, di saat-saat kesendirian berada di depan layar komputer ataupun laptop. Kondisikan hati terpaut dengan Allah saat-saat kesendirian, jangan sampai kita menikmati foto akhwat yang bertebaran di dunia maya. Buat para akhwat, yang memang merupakan godaan terbesar bagi para ikhwan, akankah kita terus menciptakan peluang untuk membuat para ikhwan ter’paksa’ memandangi foto-foto pribadi kita?
****
Kejadian demi kejadian yang kutemukan di dunia maya begitu banyak menyadarkanku akan pentingnya seorang akhwat menjaga dirinya untuk tidak mudah mengupload foto dirinya di dunia maya.
Beberapa hari belakangan ini, ketika sedang mencari desain kebaya wisuda untuk muslimah berjilbab di mesin pencari google, diri ini dipertemukan dengan sebuah blog yang bernama ’jilbab lovers’. Pecinta jilbab. Ya! Sesuai namanya, di blog itu berisi hampir semuanya adalah foto-foto muslimah berjilbab dengan berbagai pose. Di antara beberapa foto muslimah berjilbab itu, aku temukan 3 komentar yang mengomentari foto seorang gadis, aku akui gadis dalam foto itu sungguh cantik, memenuhi kriteria wanita cantik yang biasanya dikatakan sebagian besar orang. Beginilah kurang lebih komentar 3 orang laki-laki pada foto gadis itu dengan sedikit perubahan:
” Itu baru namanya gadis .. cantik nan islami.. sempuuuuurnaaaa… salam kenal..”
”Subhanallah ada juga makhluk Allah seperti ini ya..”
”Subhanallah..”
Jika kita lihat ke-3 komentar diatas, bisa dilihat bahwa komentarnya begitu islami dengan kata-kata Subhanallah namun juga menyiratkan bahwa sang komentator begitu menikmati kecantikan sang gadis di dalam foto. Hal ini menandakan bahwa siapapun yang melihat foto itu memang pada akhirnya akan menikmati kecantikan sang gadis berjilbab. Allahurobbi,, akankah kita -para akhwat- rela jika kecantikan diri kita dapat dengan bebas dinikmati oleh orang lain yang belum halal bagi kita bahkan belum kita kenal?
Mungkin akan ada sebagian dari kita -para akhwat- yang akan menepisnya: ”Aaahh,, itu kan foto close up. Kalo foto bareng-bareng ya gpp donk??”
Hmm.. ada satu lagi yang kutemukan di dunia maya mengenai foto muslimah berjilbab. Pernah suatu hari, ketika diri ini mencari gambar kartun akhwat untuk sebuah publikasi acara LDF (Lembaga Da’wah Fakultas) di mbah google, kutemukan foto muslimah berjilbab yang sudah diedit sedemikian rupa hingga menjadi sebuah gambar porno. Memang gambar itu tidak kutemukan langsung diawal-awal halaman pencarian google, tapi berada di halaman kesekian puluh dari hasil pencarian keyword yang aku masukkan. Terlihat foto wajah sang muslimah begitu kecil (kuduga dicrop dari sebuah foto) dan dibagian bawah wajah sang muslimah berjilbab diedit dengan dipasangkan foto/gambar sesuatu yang seharusnya tidak diperlihatkan. Naudzubillahimindzalik..
Bagaimana perasaan kita jika seandainya melihat foto diri kita sendiri yang sudah diedit menjadi gambar porno dan dinikmati oleh orang banyak di dunia maya? Atau bagaimana perasaan kita jika ada kerabat dekat yang melihat foto kita yang sudah diedit sedemikian rupa menjadi gambar porno?
Semoga saja hal ini tidak menimpa diri kita. Ya Rabb,, bantu kami –para akhwat- untuk menjaga kemuliaan diri kami..
Mungkin kita bisa mengambil teladan dari kejadian di bawah ini…
Suatu ketika, diri ini menemukan blog (multiply, red) seorang ustadz. Dalam blog itu, terlihat foto sang ustadz bersama ketiga anaknya yang masih kecil, tanpa terlihat ada istrinya. Di bawah foto itu diberi keterangan:”mohon maaf tidak menampilkan foto istri saya..”
Dari situ aku ambil kesimpulan bahwa sang ustadz sepertinya memang tidak ingin menampilkan foto sang istri. Bisa jadi karena begitu besar cintanya terhadap sang istri, maka tak boleh ada yang menikmati kecantikan sang istri selain dirinya, begitu dijaga sekali kemuliaan istrinya. Ya Rabb,, semoga kami -para akhwat- bisa menjaga kemuliaan diri kami..
Mungkin kita bisa mengambil hikmah dari kejadian di bawah ini…
Baru saja kemarin, di perkampungan multiply, MP, ada berita bahwa ada seorang ikhwan yang tiba-tiba minta ta’aruf dengan seorang akhwat padahal belum kenal sang akhwat dan hanya melihat foto sang akhwat di FB. Huufffhh.. ada-ada aja..
Jika diliat dari akar masalahnya mungkin berasal dari foto sang akhwat di FB, bukan begitu??
Jadi, apa yang akan kita –para akhwat- lakukan setelah ini??
****
Tulisan ini dipublish terutama ditujukan pada diri sendiri sebagai seorang akhwat yang masih harus terus belajar menjaga kemuliaan diri serta untuk saling mengingatkan para facebookers yang lain. Semoga kita bisa menjaga kemuliaan diri kita sebagai seorang akhwat ketika berada di dunia maya. Ketika kita -para akhwat- ingin mengupload foto pribadi atau bersama sahabat seperjuangan di dunia maya, tanyakan lagi pada hati kita: untuk apa foto itu dipublish di dunia maya, timbangkanlah masak-masak sebelum menguploadnya, lebih banyak manfaat atau mudharatnya. Tentunya bukan hanya masalah foto yang terpampang di dunia maya yang mengharuskan kita menjaga kemuliaan diri tapi juga ketika kita berinteraksi di dunia maya, entah melalui comment ataupun fasilitas chat yang bersifat lebih privacy.
”Kejahatan itu bukan hanya sekadar berasal dari niat seseorang untuk berbuat jahat tapi karena ada kesempatan. Waspadalah..Waspadalah..”
Semangat bermanfaat!
Jadikan dunia maya sebagai ladang amal kita

Minggu, 06 Maret 2011

JAGALAH ALLAH, NISCAYA DIA AKAN MENJAGAMU


Dalam sebuah perjalanan Rasulullah saw membonceng sepupunya Abdullah bin Abbas yang masih kecil itu. Rasulullah saw memulai dialog dengan menanyakan kesiapan muridnya dengan ungkapan yang memancing rasa ingin tahu sang murid karena pernyataan beliau yang memposisikan sang murid sedemikian mulia. Selain itu ungkapan beliau sangat terbuka terhadap pertanyaan yang dapat mengenyangkan akal sang murid. Mari kita nikmati dialog tersebut.

Ya ghulam (wahai anak muda), maukah engkau mendengarkan beberapa kalimat yang sangat berguna?

Jagalah ALlah SWT maka engkau akan menda patkanNya selalu menjagamu. Jagalah ALlah SWT , maka engkau akan mendapatkanNya selalu dekat di hadapanmu. Kenalilah ALlah dalam sukamu, maka ALlah akan mengenalimu dalam dukamu. Bila engkau meminta, mintalah kepada ALlah. Jika engkau memerlukan pertolongan, mohonkanlah kepada ALlah. Semua hal (yang terjadi denganmu) telah selesai ditulis. Ketahuilah, seandainya semua makhluk bersepakat untuk membantumu dengan apa yang tidak ditaqdirkan ALlah untukmu, mereka tidak akan mampu membantumu. Atau bila mereka berkonspirasi untuk menghalangi engkau mendapatkan apa yang ditaqdirkan untukmu, mereka juga tidak akan dapat melakukannya. Semua aktifitasmu kerjakan lah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bahwa bersabar dalam musibah itu akan memberikan hasil positif; dan bahwa kemenangan itu dicapai dengan kesabaran; dan bahwa kesuksesan itu sering dilalui lewat tribulasi; dan bahwa kemudahan itu tiba setelah kesulitan.
[Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]

Lalu bertanyalah Abdullah kecil kepada gurunya, ya Rasulullah bagaimanakah caranya aku menjaga Allah swt padahal Dia-lah Rabb(pencipta, pemilik dan pemelihara) kita ?. Lalu Rasulullah saw menjawab, wahai Abdullah bukankah Allah swt telah menetapkan suatu aturan yang Dia perintahkan kita untuk melakukannya, juga telah menetapkan larangan agar kita tidak melampaunya ? Maka ketika engkau berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya maka engkau telah menjaga aturan atau hukum-hukum-Nya yang dengan itu maka Allah swt akan memberikan penjagaan kepadamu.

Kenapa demikian ? Karena pada hakikatnya semua yang Allah swt perintahkan kepada kita adalah semata-mata untuk kebaikan diri kita sendiri walaupun kita belum dapat merasakannya saat itu juga, dan sebaliknya sesuatu yang Allah swt larang kepada kita untuk melakukannya maka sesungguhnya karena sesuatu itu akan membahayakan diri kita sendiri walaupun saat itu kita belum dapat merasakan bahayanya.

Mengertilah Abdullah bin Abbas apa yang dimaksudkan oleh gurunya : Rasulullah saw. Sebaik-baiknya murobbi (pembina)

Semoga Allah swt senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua untuk mengikuti Rasulullah saw , penutup para Nabi dan Rasul ,teladan umat sampai akhir zaman..

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab :21)